high class consonant untuk high tone?

Buat yang bisa bahasa mandarin pasti tau banget bahwa bahasa tersebut adalah bahasa Tonal (nada). Hit the right note, then you’ll hit the right meaning.

Bahasa Thailand (basa Thai) juga merupakan bahasa nada. Bedanya dengan mandarin, jika pada mandarin ada 5 nada (naik, turun, naik lalu turun, mendatar, dan netral), maka pada bahasa Thailand juga ada 5 nada (naik, turun, tinggi, rendah, dan mid-level). Bagi yang merupakan native speaker bahasa nada, aku nggak tau apakah mempelajari bahasa Thai juga sulit, tapi buatku yang bukan native speaker tonal language, it’s definitely hard.

Langkah pertamaku mempelajari Thai adalah mempelajari huruf-hurufnya. Sulitnya minta ampun. Bayangkan, ada 44 konsonan (bunyi yang dihasilkan sih paling cuman 20 bunyi konsonan), tapi mereka mengelompokkannya menjadi 3 kelas. Siang tam (lo class), siang klaang (mid class), dan siang sung (hi class). Belum lagi vokalnya yang ada 30-an lebih, tapi kalau dihitung sebenernya bisa lebih dari 45.

Well… jangan sampai terkecoh dengan pengelompokkan konsonan tersebut. Hi class consonant tidak menghasilkan hi tone…dan sebagainya. Hi, mid, lo class consonant adalah penerjemahan paling dekat untuk kata-kata Siang tam, siang klaang, dan siang sung. Pengelompokkan ini punya efek terhadap tone tergantung pada silabel (hidup atau mati), dan tone marks (wannayut) yang terdiri atas mai ek, mai tho, mai trii, dan mai jattawa.

Eniwei… mengetahui bahwa basa Thai merupakan bahasa tonal adalah hal penting pertama sebelum mempelajari bahasanya. Namun mempelajari tulisannya? Kenali dulu saja, jadi saat melihat satu barang di supermarket kita kenal tulisan tersebut merupakan huruf Thai. Langkah paling bagus untuk bahasa dengan sistem ortografi serumit Thai (dan Mandarin juga), adalah langsung belajar tata bahasa dan kosakatanya dari apa yang diucapkan dan didengar.